GARUT, KOMPAS.com - Naryana (50), warga Kampung Cijeleren, Desa Mekarsari, Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, mengaku merasa dilecehkan Dinas Pendidikan Kabupaten Garut.
Menurutnya, instansi itu sama sekali tidak menghargai jerih payah anaknya, Anggi Faujiyah Azmi, siswa kelas 6 SD Negeri Mekarsari 1 Bayongbong yang telah mengharumkan nama Garut di tingkat nasional.
Ia mengatakan, Anggi Faujiyah Azmi berhasil menjadi juara pertama dan menyumbangkan medali emas untuk Kabupaten Garut pada ajang Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tahun 2010 tingkat Provinsi Jawa Barat untuk tingkat SD.
Selain itu, pada ajang O2SN tingkat nasional, Anggi juga berhasil menyumbangkan medali perunggu pada cabang tenis meja.
Ironisnya, kata dia, nama Anggi tidak terdaftar dalam deretan nama 100 siswa berprestasi di Kabupaten Garut yang memperoleh penghargaan dan bonus dari Pemkab Garut.
"Sebagai orangtua, kami benar-benar kecewa atas sikap Disdik yang sama sekali tidak menghargai jerih payah anak kami untuk Garut," kata Naryana saat ditemui di rumahnya, Minggu (26/12/2010).
Menurutnya, jika dibandingkan siswa lainnya yang masuk daftar 100 siswa berprestasi di Garut, anaknya dapat dikatakan salah satu siswa yang meraih prestasi di tingkat nasional.
Naryana pernah mempertanyakan alasannya kepada pejabat Bidang TK-SD. "Lucunya, saat itu jawaban dari pihak Disdik enteng saja, Anggi tidak masuk daftar 100 siswa berprestasi penerima penghargaan karena terlewat untuk diajukan," ujarnya.
Saat akan dikonfirmasi tentang keluhan Naryana itu, Kabid TK-SD Disdik Kabupaten Garut, Mahmud, sulit untuk dihubungi. Ponselnya tidak aktif. Sedangkan Kabid Pemuda dan Olahraga, Totong, yang dihubungi melalui telepon selulernya sama sekali tidak mau memberikan komentar.
Terpisah, Official O2SN SD Kabupaten Garut, Tito, saat dihubungi menjelaskan, pihaknya sudah mengirim data atlet peraih medali jauh hari sebelumnya melalui penanggung jawab cabang olahrga (cabor) masing-masing.
Bahkan, diakui Tito, untuk atlet tenis meja, peraih medali perunggu tingkat nasional (Anggi), datanya langsung diberikan kepada Kabid Pemuda dan Olahraga, Totong. Zezen Zaenal.http://regional.kompas.com
Minggu, 26 Desember 2010
Minggu, 19 Desember 2010
Berharap Berkah, Warga Gunung Kelud Gelar Larung Sesaji
Kediri - Ratusan warga yang tinggal di lereng Gunung Kelud, menggelar ritual larung sesaji. Berbeda dengan pelaksanaan saat terdapat danau kawah, saat ini kegiatan itu dilakukan dengan menyebar puluhan tumpeng di puncak Gajah Mungkur, yang masih satu lokasi dengan Gunung Kelud.
Acara tersebut dimulai dengan seserahan tumpeng dari juru kunci Mbah Ronggo ke perangkat desa dan Kecamatan Ngancar. Acara larung sesaji diikuti sekitar 300 warga dari Desa Sugihwaras, Babadan, dan Sempu. Setelah doa bersama, tumpeng-tumpeng tersebut kemudian diletakkan di sekitar puncak Gajah Mungkur.
Ketua panitia acara, Suprapto mengatakan, warga berharap kepada Tuhan agar dihindarkan dari kemungkinan terburuk saat Gunung Kelud meletus. Acara tersebut juga sebagai bentuk pelestarian tradisi leluhur yang digelar sejak puluhan tahun silam.
"Tugas kita sebagai manusia kan berdoa. Terlepas kami selalu tahu kapan harus mengungsi saat kondisi bahaya, kami tetap berharap mendapatkan keselamatan saat Gunung Kelud meletus," kata Suprapto kepada detiksurabaya.com, saat ditemui di sela-sela acara ritual, Minggu (19/12/2010).
Suprapto mengungkapkan ritual ini juga sebagai rasa syukur atas limpahan nikmat yang dirasakan warga dengan suburnya lahan pertanian. Dipilihnya puncak Gajah Mungkur sebagai lokasi larung sesaji, menurutnya tak lepas dari telah hilangnya danau kawah seiring munculnya kubah lava yang kini bernama Gunung Tunggul Argo.
"Dulu di kawah kami bisa melarung intan juga. Sekarang sebagai gantinya cukup dengan tumpeng dan kembang tujuh rupa yang kami letakkan disana. Semoga tidak ada apa-apa dengan adanya pergantian bentuk ini," ungkap Suprato.
Selain ritual warga lereng Gunung Kelud, di lokasi yang sama, umat Hindu yang tergabung dalam Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kediri melangsungkan upacara Giri Kerti.
Kegiatan yang dilaksanakan di sekitar kubah lava ini dimaksudkan sebagai bentuk syukur kepada alam atas segala limpahan nikmat yang dirasakan masyarakat.
"Ini agenda yang rutin kami jalankan setiap tahun, dengan lokasi yang selalu sama. Semoga Tuhan tetap akan melimpahkan nikmatnya kepada kami," tutur Ketua PHDI Kediri, Ni Ketut Susilawati.
refernsi: /surabaya.detik.com
Acara tersebut dimulai dengan seserahan tumpeng dari juru kunci Mbah Ronggo ke perangkat desa dan Kecamatan Ngancar. Acara larung sesaji diikuti sekitar 300 warga dari Desa Sugihwaras, Babadan, dan Sempu. Setelah doa bersama, tumpeng-tumpeng tersebut kemudian diletakkan di sekitar puncak Gajah Mungkur.
Ketua panitia acara, Suprapto mengatakan, warga berharap kepada Tuhan agar dihindarkan dari kemungkinan terburuk saat Gunung Kelud meletus. Acara tersebut juga sebagai bentuk pelestarian tradisi leluhur yang digelar sejak puluhan tahun silam.
"Tugas kita sebagai manusia kan berdoa. Terlepas kami selalu tahu kapan harus mengungsi saat kondisi bahaya, kami tetap berharap mendapatkan keselamatan saat Gunung Kelud meletus," kata Suprapto kepada detiksurabaya.com, saat ditemui di sela-sela acara ritual, Minggu (19/12/2010).
Suprapto mengungkapkan ritual ini juga sebagai rasa syukur atas limpahan nikmat yang dirasakan warga dengan suburnya lahan pertanian. Dipilihnya puncak Gajah Mungkur sebagai lokasi larung sesaji, menurutnya tak lepas dari telah hilangnya danau kawah seiring munculnya kubah lava yang kini bernama Gunung Tunggul Argo.
"Dulu di kawah kami bisa melarung intan juga. Sekarang sebagai gantinya cukup dengan tumpeng dan kembang tujuh rupa yang kami letakkan disana. Semoga tidak ada apa-apa dengan adanya pergantian bentuk ini," ungkap Suprato.
Selain ritual warga lereng Gunung Kelud, di lokasi yang sama, umat Hindu yang tergabung dalam Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kediri melangsungkan upacara Giri Kerti.
Kegiatan yang dilaksanakan di sekitar kubah lava ini dimaksudkan sebagai bentuk syukur kepada alam atas segala limpahan nikmat yang dirasakan masyarakat.
"Ini agenda yang rutin kami jalankan setiap tahun, dengan lokasi yang selalu sama. Semoga Tuhan tetap akan melimpahkan nikmatnya kepada kami," tutur Ketua PHDI Kediri, Ni Ketut Susilawati.
refernsi: /surabaya.detik.com
Rumah di Sidoarjo Diseruduk Truk dan Bus
Senin, 20/12/2010 07:20 WIB
Rumah di Sidoarjo Diseruduk Truk dan Bus
Rois Jajeli - detikSurabaya
Sidoarjo - Dua kendaraan terlibat kecelakaan dan kompak menabarak rumah di lokasi yang sama. Beruntung meski rumah hancur hingga separuh, tidak menimbulkan korban jiwa maupun dari penumpang bus dan truk.
"Kejadiannya sekitar pukul 01.40 WIB dini hari," kata anggota Polsek Balongbendo Brigadir Suwarsun saat dihubungi detiksurabaya.com, Senin (20/12/2010).
Dari informasi yang dihimpun, saat itu Bus Eka nopol S 7002 US dikemudikan Supii (48) warga Ngoro Sedati Kabupaten Mojokerto dan truk nopol L 7829 M dikemudikan Sutrisno (39) warga Ngabar, JetiS Mojokerto, melaju bersamaan dari arah barat menuju ke timur.
Saat melintas di Jalan Raya Mbakung Temenggung Balongbendo, Sidoarjo, tiba-tiba truk yang posisinya berada di depan bus berbelok ke arah kanan memakan marka jalan hingga menabrak rumah penduduk.
Sedangkan Bus Eka posisi di belakang truk melaju dari arah Mojokerto menuju ke arah Surabaya, juga mengikuti arah truk tersebut, dan ikut menabrak rumah. Laju bus terhenti setelah menabrak tembok PT Hansa Pratama, perusahaan yang bergerak di bidang pengecoran besi.
"Tidak ada korban jiwa, hanya pengemudi bus yang mengalami sakit pada punggungnya saja seperti kedengkek. Sopir, kernet truk dan penumpang bus selamat semua," tuturnya.
Untungnya, rumah warga yang diseruduk bus dan truk hingga mengalami kerusakan separuh rumah tidak ada penghuninya sejak 5 bulan lalu.
"Truknya sudah dievakuasi ke mapolsek. Sedangkan bus masih menunggu mobil derek. Arus lalu lintas padat ramai, dan tidak terganggu dengan kecelakaan ini," tuturnya.
Ketika ditanya tentang penyebab kecelakaan dua kendaraan besar itu yang kompak menabrak rumahh dan pagar tembok pabrik pengecoran besi, Suwarsun mengaku masih dalam penyelidikan.
"Masih diselidiki, pengemudi truk dan bus masih dimintai keterangan," jelasnya. (roi/wln)
referensi :http://surabaya.detik.com
Rumah di Sidoarjo Diseruduk Truk dan Bus
Rois Jajeli - detikSurabaya
Sidoarjo - Dua kendaraan terlibat kecelakaan dan kompak menabarak rumah di lokasi yang sama. Beruntung meski rumah hancur hingga separuh, tidak menimbulkan korban jiwa maupun dari penumpang bus dan truk.
"Kejadiannya sekitar pukul 01.40 WIB dini hari," kata anggota Polsek Balongbendo Brigadir Suwarsun saat dihubungi detiksurabaya.com, Senin (20/12/2010).
Dari informasi yang dihimpun, saat itu Bus Eka nopol S 7002 US dikemudikan Supii (48) warga Ngoro Sedati Kabupaten Mojokerto dan truk nopol L 7829 M dikemudikan Sutrisno (39) warga Ngabar, JetiS Mojokerto, melaju bersamaan dari arah barat menuju ke timur.
Saat melintas di Jalan Raya Mbakung Temenggung Balongbendo, Sidoarjo, tiba-tiba truk yang posisinya berada di depan bus berbelok ke arah kanan memakan marka jalan hingga menabrak rumah penduduk.
Sedangkan Bus Eka posisi di belakang truk melaju dari arah Mojokerto menuju ke arah Surabaya, juga mengikuti arah truk tersebut, dan ikut menabrak rumah. Laju bus terhenti setelah menabrak tembok PT Hansa Pratama, perusahaan yang bergerak di bidang pengecoran besi.
"Tidak ada korban jiwa, hanya pengemudi bus yang mengalami sakit pada punggungnya saja seperti kedengkek. Sopir, kernet truk dan penumpang bus selamat semua," tuturnya.
Untungnya, rumah warga yang diseruduk bus dan truk hingga mengalami kerusakan separuh rumah tidak ada penghuninya sejak 5 bulan lalu.
"Truknya sudah dievakuasi ke mapolsek. Sedangkan bus masih menunggu mobil derek. Arus lalu lintas padat ramai, dan tidak terganggu dengan kecelakaan ini," tuturnya.
Ketika ditanya tentang penyebab kecelakaan dua kendaraan besar itu yang kompak menabrak rumahh dan pagar tembok pabrik pengecoran besi, Suwarsun mengaku masih dalam penyelidikan.
"Masih diselidiki, pengemudi truk dan bus masih dimintai keterangan," jelasnya. (roi/wln)
referensi :http://surabaya.detik.com
Minggu, 19/12/2010 15:10 WIB
Belasan Rumah Dirusak Pemuda Berpakaian Hitam-hitam
Belasan rumah warga di Desa Suruhan Kidul Kabupaten Tulungagung, rusak berat. Warga menduga, pelakunya berjumlah puluhan dan berpakaian hitam-hitam. Sayangnya polisi tak bertindak, alasannya belum menerima laporan
referensi: http://surabaya.detik.com/?9911022
Belasan Rumah Dirusak Pemuda Berpakaian Hitam-hitam
Belasan rumah warga di Desa Suruhan Kidul Kabupaten Tulungagung, rusak berat. Warga menduga, pelakunya berjumlah puluhan dan berpakaian hitam-hitam. Sayangnya polisi tak bertindak, alasannya belum menerima laporan
referensi: http://surabaya.detik.com/?9911022
Langganan:
Postingan (Atom)